Firman Allah yang mafhumnya :

"dan DIA yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu menginfakkan semua (kekayaan) yang berada dibumi, nescaya tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sungguh, DIA Maha Perkasa, Maha Bijaksana.." (Al-Anfal:63)

Friday, May 31, 2013

Berkerjalah..

Bismillah. 

Subhanallah.. Maha Suci Allah, Tuhan yang menguasai segalanya. Alhamdulillah masih diberi peluang menikmati nikmat Iman dan Islam. Allahu Allah.

Berada di taman perumahan kampung halaman, menikmati cuti sekolah 2 minggu. Sepertinya terasa masih bergelar pelajar. 

Sedar tidak sedar hampir setengah tahun bersama-sama guru lain 'menabur benih' di SRIIN. Berada di sana, cukup terasa terlalu pantas masa berlalu. Hari demi hari. Minggu bertukar minggu. Dan bulan berganti bulan. Senyum tawa dan tangis adakala datang silih berganti. Tatkala cuti ini, terbayang-bayang wajah-wajah yang dirindui. Adeh.. 

Moga kalian baik-baik saja dan menjadi pejuang Islam yang ikhlas kerana Allah semata kelak. Amiin.

--- 

Saat Rabbnya bertanya, "Belum yakinkah engkau akan kuasaKu ?".
"Aku yakin. Hanya saja agar hati ini menjadi tenteram." Jawab Ibrahim dengan penuh yakin tatkala dia meminta Allah untuk menunjukkan bagaimana yang mati dihidupkan. 

Tetapi keajaiban itu tidak datang serta merta dihadapannya. Meski Allah bisa saja menunjukkan kuasaNya dalam satu kata, "Kun..!". Namun, Ibrahim harus bersusah payah menangkap lalu mencincang empat ekor burung. Lalu disusunnya jajaran bukit-berbukit dengan lembah curam untuk meletakkan cincangan burung itu. Baru akhirnya dia boleh memanggil dan beburung itu datang segera kepadanya. 

Disinilah rupanya keajaiban itu. Setelah sekian kerja yang memerah tenaga. 

Begitu juga dengan kisah Hajar dan bayinya yang terpaksa ditinggalkan Ibrahim. 

Ismail menangis kerana lapar dan kehausan. Maka, Hajar berlari, cuba mengais air untuk menjawab tangis putranya. Ada dua bukit di sana. Dan dari hujung ke hujung dia jejaki. Sama sekali tiada tanda. Berlari. Berbolak-balik tujuh kali. Mungkin dia tahu, tak pernah ada air di situ. Mungkin dia hanya ingin menunjukkan kesungguhannya kepada Allah. Sebagaimana telah dia yakinkan sang suami, "Jika ini perintah Allah, DIA tidak pernah menyia-nyiakan kami..!"

Maka keajaiban itu memancar. Zam zam !. Bukan. Bukan dari jalan yang dia susuri atau jejak yang ditorehkan di antara Safa dan Marwa. Air itu muncul dari kaki Ismail yang menangis. Dan Hajar pun takjub. Begitulah keajaiban datang. Terkadang tak terletak dalam ikhtiar-ikhtiar kita. 

Mari belajar dari Hajar bahwa makna kerja keras itu adalah menunjukkan kesungguhan kita pada Allah. Mari bekerja keras seperti Hajar dengan gigih, dengan yakin. Bahwa, Dia tak pernah menyia-nyiakan iman dan amal kita. Lalu, biarkan keajaiban itu datang dari jalan yang tidak kita sangka atas iradahNya yang Maha Kuasa. Dan biarkan keajaiban itu menenangkan hati ini dari arah manapun DIA kehendaki. 

Bekerja saja. Maka keajaiaban akan menyapa dari arah tak terduga. 

:: Petikan dari buku Dalam Dekapan Ukhuwah - Salim A.Fillah ::

Wallahua'lam.